Senin, 16 Desember 2013

Masalah Sosial Budaya : Konflik Sosial



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kemajemukan masyarakat di Indonesia tidak lagi dapat dipungkiri. Kehidupan masyarakat yang selalu bersifat dinamis menyebabkan kondisi masyarakat selalu berubah, baik dari keeratan sosial, ketegangan, hingga perpecahan kerap mewarnai dinamika kehidupan masyarakat. Kondisi masyarakat yang terdiri dari berbagai macam latar belakang menjadikan setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat memiliki watak, sikap, sifat, serta pandangan hidup yang berlainan. Walaupun di dalam masyarakat terdapat kesamaan, namun tetap saja berpeluang besar terjadinya suatu masalah sosial.

Sebuah masalah terjadi ketika apa yang diharapkan dan dicita-citakan tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Semakin tinggi tingkat heterogenitas sebuah masyarakat semakin tinggi pula sebuah wilayah terjadi masalah. Masalah sosial juga dapat terjadi sebagai dampak negatif dari adanya suatu perubahan sosial-budaya dalam masyarakat. Masalah sosial berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga kemasyarakatan. Dikatakan sebagai masalah sosial karena masalaha tersebut bersangkut-paut dengan hubungan antarmanusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Sehingga masalah sosial bersangkut-paut dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat.
Masalah sosial yang terjadi di Indonesia sangat bervariasi, mulai dari kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, narkoba, fenomena bunuh diri, kenakalan remaja, penyimpangan seksual, hingga konflik sosial. Konflik pada dasarnya akan selalu terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Melihat realita tersebut kami tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai masalah sosial yang berupa konflik sosial dalam makalah ini yang berjudul “Konflik Sosial”.

B.      Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
2.    Apa yang dimaksud dengan konflik sosial?
3.    Apa saja macam-macam konflik sosial?
4.    Apa penyebab adanya konflik sosial?
5.    Bagaimana dampak adanya konflik sosial terhadap kehidupan masyarakat?
6.    Bagaimana solusi untuk mengatasi konflik sosial?
7.    Bagaimana konflik sosial di Indonesia?

C.     Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah sosial.
2.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konflik sosial.
3.    Untuk mengetahui macam-macam konflik sosial.
4.    Untuk mengetahui penyebab adanya konflik sosial.
5.    Untuk mengetahui dampak adanya konflik sosial terhadap kehidupan masyarakat.
6.    Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi konflik sosial.
7.    Untuk mengetahui konflik sosial yang terjadi di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Dasar Teori
Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak.
Dalam mengkaji sebuah konflik sosial diperlukan adanya sebuah teori. Teori untuk mengkaji konflik sosial adalah teori konflik. Menurut Karl Marx konflik terjadi karena adanya perbedaan kepentingan materiil dalam kelas-kelas sosial yang berbeda. Menurut Marx yang abadi di dalam hidup ini adalah sebuah konflik. Masyarakat memerlukan konflik untuk mencapai sebuah integrasi nasional.
Teori konflik melihat masyarakat sebagai suatu sistem persaingan kelompok, yang menggambarkan perjuangan untuk memperoleh sumber-sumber bagi kebutuhan materi yang mendasar.
Teori konflik adalah satu perspektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh kepentingan sebesar-besarnya.
Menurut Lewis A. Cooser teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat. Konflik juga memiliki kaitan yang erat dengan struktur dan juga konsensus.
St. Vembriarto mengatakan bahwa masalah sosial adalah suatu kondisi atau proses dalam masyarakat yang dilihat dari suatu sudut yang tidak diinginkan.
Sedangkan menurut Kartini Kartono masalah sosial merupakan semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat istiadat masyarkat.
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

B.      Pembahasan
1.      Pengertian Konflik Sosial
Masalah sosial merupakan sebuah kesenjangan antara yang diharapkan dengan realita yang terjadi. Masalah tersebut bersangkut-paut dengan hubungan manusia dalam kerangka normatif. Salah satu masalah sosial tersebut adalah konflik sosial dan konflik sosial dapat diartikan sebuah pertentangan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Konflik sosial dapat memecah belah kehidupan masyarakat dan dapat juga sebagai penguatan integrasi internal suatu kelompok masyarakat tertentu.

2.      Macam-macam Konflik Sosial
Konflik sosial dibagi menjadi :
a)      Konflik antar inidividu
Merupakan pertentangan atau konflik yang disebabkan oleh sentimen satu individu dengan individu lain di dalam masyarakat. Konflik individu juga dapat menyebabkan terjadinya konflik antar kelompok. Contoh konflik individu adalah perkelahian antar dua orang pelajar dikarenakan memperebutkan suatu hal yang sama.
b)      Konflik politik
Konflik politik adalah suatu perselisihanyang terjadi antara dua pihak, ketika keduanya menginginkan suatu kebuuhan yang sama dan ketika adanya hambatan dari kedua pihak, baik secara potensial dan praktis. Banyak sekali konflik yang berlatar belakang politik yang terjadi di Indonesia. Masalah internal prtai politik pun bias meluas dan menjadi konflik politik berskala nasional yang memakan banyak korban jiwa.
Contoh: Gerarakan 30 September adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 dimana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan Kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.
c)      Konflik Antarkelas Sosial
Konflik antarkelas sosial adalah pertentangan antara dua kelas social. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut.
Misalnya: antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.
d)     Konflik antar kelompok sosial
Konflik antar kelompok adalah konflik yang terjadi ketika ada dan kepentingan sama atau berbeda dengan tujuan berbeda dari masing-masing kelompok atau dapat dikatakan bahwa dalam hubungan antar kelompok terdapat dua tujuan berbeda terhadap sesuatu yang sama.
Hal ini menyebabkan setiap kelompok ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan kelompok lain. 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konflik intergroup merupakan ketidaksesuaian atau perselisihan yang terjadi antar kelompok, yang diakibatkan oleh kepentingan sama atau beda dan tujuan berbeda terhadap sesuatu isu dan terjadi pada waktu relatif sama.
e)      Konflik antar generasi
Konflik antar generasi adalah konflik yang terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
f)       Konflik Internasional
Merupakan pertentangan  atau konflik yang melibatkan antara dua negara atau lebih. Walaupun sudah ada hokum mengenai hubungan internasioanal, tetapi sengketa masih selalu terjadi diantara beberapa negara. Konflik ini diawali dengan konflik antar bangsa, dan bisa disebabkan oleh kesalahan suatu negara sengaja melanggar hak negara lain dalam berbagai hal seperti wilayah negara yang dapat menjadi sumber kekayaan, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dll . Konflik ini sangatlah berdampak buruk karena menyangkut banyak manusia yang merupakan warga negara yang bersengketa dan juga kehidupan warga internasional. Selain itu juga berdampak buruk pada muka bumi negara sengketa. Contoh dari konflik Internasional adalah sengketa yang selalu berakhir dengan peperangan.
g)      Konflik Agama
            Merupakan pertentangan atau konflik antara dua agama, yang disebabkan sentimen kelompok dari kelompok agama satu dengan kelompok agama lain. Agama memang menjadi sentiment tersendiri bagi masyarakat pemeluknya. Hal ini dapat mudah sekali terjadi karena salah satu fihak sengaja melakukan tindakan seperti penistaan atau penurunan harga diri fihak lain. Contoh konflik agama yang pernah terjadi seperti kerusuhan antara muslim dan Kristen di Poso Sulawasi, kerusuhan antara muslim dan budha di Myanmar.


3.      Faktor Penyebab Konflik
            Konflik merupakan sebuah proses interaksi manusia untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Oleh sebab itu, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan-perbedaan sosial diantara individu yang terlibat dalam suatu interaksi sosial.
Faktor-faktor Penyebab Konflik secara Umum :
a)      Perbedaan Individu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang. Perbedaan kebiasaan dan perasaan yang dapat menimbulkan kebencian dan amarah sebagai awal timbulnya konflik. Misalnya konflik sosial yang terjadi diantara mantan pasangan suami dan istri yang masih menyimpan amarah dan rasa sakit hati.
b)      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat lainya. Misalnya konflik yang terjadi antara penduduk asli suatu daerah dengan pendatang yang tidak bisa menyesuaikan dirinya dengan kebudayaan masyarakat asli.
c)      Perbedaan Kepentingan
Setiap individu atau kelompok seringkali memiliki kepentingan yang berbeda dengan individu atau kelompok yang lianya. Semua itu bergantung dari kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan dalam berbagai hal, seperti ekonomi, politik, sosial, pendidikan, budaya, dan lain-lain.
d)     Perubahan Sosial
Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena adanaya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan sosial yang timbul akibat perubahan tersebut.
4.      Cara Mengendalikan Konflik
a)      Koersi yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan dengan paksaan.
b)      Kompromi yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilakukan dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian dari penyiksaan.
c)      Arbitrasi yaitu konflik yang dihentikan dengan cara mendatangkan pihak ketiga untuk memutuskan dan kedua belah pihak harus menaati keputusan tersebut karena bersifat memikat.
d)     Mediasi yaitu penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak hanya berfungsi sebagai penasehat.
e)      Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi dimana ada sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak yang berkonflik.
f)       Konveksi yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian lain.
g)      Konsilasi yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
h)      Adjudikasi yaitu suatu penyelesaian konflik melalui pengadilan.
i)        Stalemate yaitu suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan seimbang, namun terhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur.
j)        Gencatan Senjata yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu guna melakukan pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu.
k)      Segregasi yaitu upaya saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
l)        Cease Fire yaitu menangguhkan permusuhan atau peperangan dalam waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik, diantara pihak-pihak yang bertikai.
m)    Dispasement yaitu usaha mengakhiri konflik dengan mengalihkan perhatian pada obyek masik-masing.


5.      Dampak terjadinya konflik sosial
a)      Dampak positif
Adapun dampak positif dari konflik sosial adalah sebagai berikut:
1.      Konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas. 
2.      Adanya konflik menimbulkan penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 
3.      Konflik dapat meningkatkan solidaritas diantara angota kelompok. 
4.      Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok. 
5.      Konflik dapat memunculkan kompromi baru.

b)      Dampak negatif

Adapun dampak negatif dari konflik sosial adalah sebagai berikut:
1.        Konflik dapat menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok. 
2.        Konflik menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa. 
3.        Konflik menyebabkan adanya perubahan kepribadian. 
4.      Konflik menyebabkan dominasi kelompok pemenang.

6.      Konflik di Indonesia
            Selain memiliki ciri khas sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia juga memiliki permasalahan sosial saat menuju sebuah integrasi nasional diatas keragaman tersebut, yaitu berupa konflik. Konflik itu jika tidak dikendalikan akan dengan mudah merusak persatuan dan kesatuan. Dalam perkembanganya, bangsa Indonesia sekarang memiliki konflik yang sangat kompleks. Tak hanya karena isu-isu  etnis atau suku bangsa, agama, dan ras, sekarang beberapa faktor baru seperti permasalahan politik, ketidakadilan hukum dapat memicu adanya konflik sosial.

Penyebab konflik sosial di Indonesia :
a)      Kemajemukan
b)      Kesenjangan ekonomi
c)      Primordialisme dan etnosentrisme
d)     Rasa sentiment
e)      Kurangnya pemahaman multikultur
f)       Kesenjangan sosial
g)      Permasalahan politik
h)      Rasa ketidakpercayaan pada pemimpin bangsa
i)        Pengaruh budaya luar di beberapa daerah (perkotaan) yang mengubah pola pikir masyarakat sehingga kerap terjadi gesekan antara masyarakat yang terbuka dan masih tertutup.

Solusi :
a)      Menggencarkan dan menghidupkan kembali kearifan lokal kepada masyarakat
b)      Menanamkan multikulturalisme
c)      Memfilter kebudayaan yang masuk ke Indonesia sesuai dengan pancasila
d)     Menanamkan jiwa nasionalisme
e)      Mengurangi fanatik yang berlebihan






BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan
Masalah sosial terjadi saat suatu keadaan dalam masyarakat tidak seperti kenyataan yang ada. Salah satu masalah sosial itu adalah konflik sosial. Konflik sosial adalah suatu pertentangan yang ada dalam masyarakat. Konflik sosial selalu terjadi di dalam masyarakat karena merupakan bagian dari dinamika kehidupan masyarakat.
Konflik sosial terbagi menjadi beberapa macam :
a)      Individu
b)      Politik
c)      Kelas sosial
d)     Kelompok sosial
e)      Generasi
f)       Internasional
g)      Agama
Faktor penyebab Konflik
a)      Perbedaan Individu
b)      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
c)      Perbedaan Kepentingan
d)     Perubahan Sosial
Cara mengendalikan konflik
a)      Koersi
b)      Kompromi
c)       Arbitrasi
d)      Mediasi
e)      Toleransi
f)       Konveksi
g)      Konsilasi
h)      Adjudikasi
i)        Stalemate
j)        Gencatan Senjata
k)      Segregasi
l)        Cease Fire
m)    Dispasement
Dampak terjadinya konflik sosial
Dampak positif
a)      Konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas. 
b)      Adanya konflik menimbulkan penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 
c)      Konflik dapat meningkatkan solidaritas diantara angota kelompok. 
d)     Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok. 
e)      Konflik dapat memunculkan kompromi baru.

Dampak negatif
a)      Adapun dampak negatif dari konflik sosial adalah sebagai berikut:
b)      Konflik dapat menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok. 
c)      Konflik menyebabkan rusaknya berbagai harta benda dan jatuhnya korban jiwa. 
d)     Konflik menyebabkan adanya perubahan kepribadian. 
e)      Konflik menyebabkan dominasi kelompok pemenang.

B.   Saran
Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki karakteristik masyarakat multikultural berpeluang besar untuk terjadi sebuah konflik. Baik itu konflik laten maupun konflik besar yang berujung pada kekerasan. Sehingga diperlukan adanya kesadaran di dalam masyarakat untuk merengganggkan tuntutan demi kemajuan dan kepentingan bersama di dalam masyarakat. Walau demikian konflik akan tetap terjadi di dalam masyarakat karena konflik akan mewujudkan sebuah integrasi nasional. Sehingga konflik dapat merusak dan menghancurkan sebuah negara ketika masyarakat tidak dapat memanajemennya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Panggabean, Samsul Rizal. Penanganan Konflik Sosial Berlatarbelakang Agama di Indonesia. http://www.paramadina-pusad.or.id/penanganan-konflik-sosial-berlatarbelakang-agama-di-indonesia.html. diakses pada 30 September 2013.
Anonyme. Cara Mengatasi Konflik di Indonesia. http://dejenk.blogspot.com/2013/01/cara-mengatasi-konflik.html. Diakses pada 30 September 2013.






2 komentar: