Senin, 02 Desember 2013

Makalah Teori Sosiologi Klasik : Ferdinand Tonnies



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . LATAR BELAKANG
Ferdinand tonnies lahir pada tahun 1855 di Schleswig-Holstein (Jerman Timur) yang berada di Tanjung Eiderstedt, masih dalam kedaulatan Denmark. Ia merupakan salah seorang sosiolog jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman dan bersama dengan Max Weber, George Simmel, Werner Sombart, dan lainnya yang melatarbelakangi berdirinya German Sosiologycal Assocoation pada tahun 1909.
Pemikiran Ferdinand tonnies mengenai dikotomi antara bentuk struktur sosial pramodern dan
yang modern tidak hanya dikenal dalam analisa Durkheim. Mungkin sangat mirip dengan distingsi Tonnies yang terkenal itu antara masyarakat Gemeinschaft dan masyarakat Gesellschaft. Terjemahan Inggrisnya adalah community dan society untuk masing-masingnya, yang pada dasarnya juga berhubungan dengan istilah solidaritas mekanik dan organik. Bagi Tonnies, masyarakat Gemeinschaft mencerminkan satu kemauan yang bersifat alamiah dan memperlihatkan satu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan organik, tradisi yang kuat, hubungan yang menyeluruh dan memperlihatkan spontanitas dalam perilaku. Sebaliknya masyarakat Gesellschaft ditandai oleh kemauan yang bersifat rasional, yang lebih direncanakan, serta mengutamakan hubungan sosial yang didasarkan pada spesialisasi tertentu.
Pembahasan kali ini berkisar pada teori perubahan masyarakat, sebuah teori yang dicetuskan oleh seorang sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies. sebenarnya dalam pembahasan ini kami belum
memahami persis apakah yang dimaksud dengan teori perubahan masyarakat dalam persepsi Tonnies adalah Gemeinschaft dan Geselschaft atau ada teori lain selain kedua teori tersebut, melainkan di beberapa referensi hanya pembahasan inilah yang kami ketahui.
Selanjutnya pembahasan berikut adalah pembahasan yang kami cukupkan pada teori Tonnies tentang Gemeinschaft dan Geselschaft, semoga makalah ini dapat memenuhi dari apa yang dimaksud oleh mata kuliah ini dimana kami mendapatkan bahasan mengenai teori perubahan masyarakat yang digagas oleh Tonnies.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran Ferdinand Tonnies dalam dunia sosiologi?
2. Bagaimanakah pemikiran Ferdinand Tonnies dalam dunia sosiologi?
3.      Bagaimanakah kritik-kritik sosial yang ditujukan terhadap pemikiran Ferdinand Tonnies?

1.3. TUJUAN
1.      Mengetahui siapakah Ferdinand Tonnies dan perannya terhadap dunia sosiologi.
2.      Mengetahui teori-teori yang dihasilkan dari pemikiran-pemikiran Ferdinad Tonnies.
3.      Mengetahui apa sajakah kritik-kritik sosial yang ditujukan pada pemikiran ferdinad Tonnies dan bagaimanakah kritik-kritik sosial tersebut dapat bermunculan.







BAB II
PEMBAHASAN
            2.1. Biografi Ferdinant Tonnies
Ferdinant Tonnies lahir pada tahun 1855 di Schleswig-Holstein, Jerman Timur yang berada di Tanjung Eiderstedt. Ia belajar di universitas Tubingen di Husum, ia tertarik menjadi novelis dan penyair. Tahun 1877 dia menerima gelar doktor dalam sastra klasik di universitass Tubingen. Tonnies kemudian beralih ke filsafat, sejarah, biologi, psikologi, ekonomi, dan mulai mempelajari sosiologi. Pada tahun 1881 dia memulai karirnya  sebagai dosen swasta di Universitas Kiel mengajar filsafat, ekonomi, statistic
Dia menjadi tersangka radikalisme di sebuah bentrokan dengan administrasi Universitas Kiel tahun 1896 karena membuat massa mogok kerja. Pihak universitas menjanjikan karir yang cemerlang untuk sarjana muda. Tahun 1909 konflik eksternal telah diselesaikan dengan janji bahwa Tonnies akan mendapatkan gelar profesor penuh bidang politik ekonomi di Universitas Kiel yang dimaksudkan untuk membantu keuangan Tonnies sebagai ayah dari kelima anaknya. Pada kenyataannya tonnies tidak disebut profesor penuh sampai tahun 1913. Ia hanya menjadi profesor tamu yang seringkali diundang di Universitas Kiel.
Tonnies turut membangun institusi terbesar yang sangat berperan dalam sosiologi Jerman bersama Max Weber, George Simmel, Werner Sombart, melatar belakangi berdirinya German Sosiologycal Assocoation pada tahun 1909. Tonnies berhasil menjadi Guru besar Emiritus di Universitas Kiel, tetapi pada tahun 1933 dia dicabut dari status Guru Besar Emiritus. Ia wafat pada 9 april 1936 karena kediktoran NAZI, semasa hidupnya ia aktif menentang gerakan NAZI di Jerman dan telah menghasilkan 900 karya serta banyak menyumbang dibidang Sosiologi dan Filosofi.


2.2. Pengertian Sosiologi dan masyarakat menurut Ferdinant Tonnies
Menurut Ferdinand Tonnies masyarakat adalah karya ciptaan manusia itu sendiri seperti yang ditegaskan oleh Tonnies dalam kata pembukaan bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis, bukan pula mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap dan kemauan manusia mendasari masyarakat. Sehubungan dengan kemauan itu, Tonnies kemudian membedakan antara Zweekwille, yaitu kemauan rasional yang hendak mencapai tujuan dan Triebwille yaitu dorongan batin berupa perasaan. Distingsi ini berasal dari Wilhelm Wundu.
Zweekwille adalah apabila orang hendak mencapai suatu tujuan tertentu dan mengambil tindakan rasional ke arah itu. Suatu no nonsense mentality menuntun seorang dalam merencanakan langkah-langkah tepat untuk mencapai tujuan itu. Triebwille meliputi sejumlah langkah atau tindakan yang tidak berasal dari akal budi saja, melainkan dari watak, hati atau jiwa seseorang yang bersangkutan. Triebwille bersumber pada selera, perasaan, kecenderungan psikis, kebutuhan biotis, tradisi, atau keyakinan seseorang. Triebwille paling menonjol di kalangan petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.Zweekwille lebih menonjol di kalangan pedagang, ilmuan dan pejabat-pejabat serta generasi tua.
Pendapat ini langsung berpengaruh atas corak dan ciri interaksi seseorang dalam kelompok atau masyarakat, sehingga dapat dibedakan menjadi dua tipe masyarakat:
1.                       Gemeinschaft (paguyuban)
Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat dalam hubungan batin bersifat alamiah dan bersifat kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap penting daripada tujuan. Spontanitas diutamakan diatas undang-undang atau keteraturan. Tonnies menyebut sebagai contoh  keluarga, lingkungan tetangga, sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota diperstukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa.
Menurut Ferdinand Tonnies bentuk dari semua persekutuan hidup yang dinamakan gemeinschaft itu keluarga. Ketiga soko guru yang menyokong gemeinschaft adalah:
·         Gemeinschaft by blood
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakat-masyarakat suatu daerah yang terdapat di daerah lain. Seperti Suku Bangsa Sikep yang menetap di daerah Kudus, Blora, dan Pati.
·         Gemeinschaft of place
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh: Organisasi Himpunan Mahasiswa.
·         Gemeinschaft of mind
Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran yang sama. Contoh: Anggota yang bernaung dalam sebuah partai yang sama.
2.                       Gesellschaft (patembayan)
Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek. Gesellschaft sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada sebuah mesin. Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi gesellschaft merupakan tipe asosiasi  dimana relasi-relasi kebersamaan dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah seperti persetujuan, peraturan, undang-undang dan sebagainya. Menurut Tonnies teori gesellschaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk atau secara buatan. Apabila dilihat secara sepintas kumpulan itu mirip dengan gemeinschaft yaitu sejauh para individual hidup bersama dan tinggal bersama secara damai tetapi dalam gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan, sedang dalam gesellschaft pada dasarnya mereka tetap terpisah satu dari yang lain, sekalipun ada faktor-faktor yang mempersatukan. 
Tonnies memakai istilah “hidup yang organis dan nyata (real)” untuk relasi-relasi yang berlaku didalam gemeinschaft dan istilah “ struktur yang khayal dan mekanis” untuk relasi-relasi yang berlaku di dalam gesellschaft. Namun Tonnies tidak pernah mengatakan bahwa tipe masyarakat gemeinschaft adalah (sama dengan) organisme, dan tipe masyarakat gesellschaft adalah (sama dengan mekanisme). Sebaliknya ia menolak banyak ralisme maupun nominalisme, yang kedua-duanya sejak aristoteles selalu di bandingkan oleh filsuf-filsuf dan telah menghasilakan dua gambaran masyarkat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk melukiskan atas cara abstrak dan dengan memakai konsep-konsep dua bentuk atau tipe kehidupan bersama yang berbeda-beda dan merupakan dua kemungkinan abstrak.
Dalam konsep gemeinschaft dan gesellschaft pada kenyataannya praktis mereka tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa ciri-ciri gesellschaft dan tidak ada gesellschaft tanpa ciri-ciri gemeinschaft. Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat desa, yang merupakan contoh-contoh gemeinschaft tidak akan dapat bertahan terus, seandainya tidak ada peraturan, undang-undang, sistem kepemimpinan dan sistem peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh idealisme dan kemauan baik dan menggabungkan diri kedalam suatu gemeinschaft, mereka tetap membutuhkan beberapa  kepastian yang menyangkut rejeki dan kebutuhan lain.di pihak lain, walaupun suatu perusahaan atau administrasi negara diatur dan diselenggarkan secara birokratis dan rasional menurut gambaran gesellschaft, unsur-unsur manusia yang nonrasional akan tetap ikut memainkan peran dan  mempengaruhi interaksi orang yang bersangkutan. Seandainya tidak, mereka menjadi kumpulan robot-robot yang tidak berjiwa. Sama sebagaimana zweekwille dan triebwille selalu terjalin.
Tonnies  menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan ketunggalan dalam  kebhinekaan, dan kebhinekan dalam ketunggalannya. Hanya dalam membuat suatu deskripsi yang umum dan abstrak, kita mempertentangkan unsur yang satu terhadap unsur yang lainnya. Misalnya, kita berkata bahwa seorang seniman mengharapkan penghargaan, sedang seorang pedagang mengharapkan keuntungan. Ini suatu pertentangan abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataan hidup kedua hal tampak dalam keadaan tercampur. Seniman juga harus mencari uang dan si pedagang sebagai manusia juga menginginkan penghargaan.  Begitu pula dengan kedua tipe masyarakat, mereka selalu berbentuk campuran. Pola interaksi yang berlaku dalam gemeinschaft dan pola yang berlaku dalam gesellschaft tidak salig menolak atau bertentangan satu sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua aspek, selalu ada dua hal yang kait mengkait dan tidak mungkin dipisahkan. Namun demikian, dalam tipe gemeinschaft unsur hukum, peraturan, dan disiplin kurang diperhatikan dan sama menonjol seperti dalam gesellschaft, sedang unsur perasaan dan solidaritas, yang berasal dari penghargaan (triebwille) tidak begitu menonjol dalam gesellschaft.
Paradigma atau alasan Ferdinand Tonnies mengeluarkan teori tersebut adalah:
·         paradigma fakta social
·         paradigma fenomena social
·         paradigma tingkah laku atau perilaku social
Tonnies adalah contoh langka penganut evolusionisme yang tak menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Keunikan pendekatan Tonnies terlihat dari sikap kritisnya terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya mengenai kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap. Bagi Tonnies faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan masyarakat seperti prinsip evolusi yang ia miliki adalah adanya kecenderungan berpikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandanagan terhadap suatu aturan dan soistem organisasi. Kedua tipe masyarakat tersebut berbentuk campuran(saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan dalam hidup karena tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa ciri-ciri Gesselschaft dan sebaliknya.
Dan dibawah ini adalah pemaparan Tonnies tentang perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft sebagai suatu perubahan yang justru bergerak kearah memperburuk, menurut dirinya.
Ciri
Gemeinschaft(komunitas)
Gesellschaft (masyarakat modern)
Hubungan social
Ikatan Keluarga
Pertukaran ekonomi
Institusi khas
Keluarga
Negara dan ekonomi
Citra tentang individu
Kedirian
Orang, warga
Bentuk kekayaan
Tanah
Uang
Tipe hokum
Hukum keluarga
Hukum kontrak
Institusi social
Desa
Kota
Kontrol social
Adat dan agama
Hukum dan pendapat umum
































BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Berdasarkan makalah di atas kita dapat mengetahui apa yang dijelaskan oleh Ferdinand Tonnies tentang evolusionisme, antara gemeinschaft dan gesellschaft. Maka dapat diambil suatu kesimpulan sementara bahwa apa yang dimaksudkan oleh Ferdinand Tonies mengenai teorinya tidak jauh berbeda dengan para sosiolog lainnya seperti Emille Durkheim, Herbert Spencer, dan Max Weber mengenai suatu bentuk teori evolusi klasik. Di mana ia menjelaskan dengan seksama pula bahwa suatu kehidupan lebih berorientas pada perubahan terlihat pada kecenderungan enuju rasionalisasi kehidupan sosial dan organisasi sosial di segala bidang.

3.2. SARAN
Bagi seorang pendidik kiranya dapat dipahami bahwa teori-teori sosiologi klasik ini sangat berguna salah satunya dalam teori sosiologi klasik menurut Ferdinand Tonnies ini. Untuk itu penyampaian teori-teori ini perlu dilakukan terus menerus dan harus didukung oleh semua pihak. Sehingga kita tidak hanya mengetahui kulit dari sosiologi itu sendiri, namun kita dapat mendalami arti sosiologi itu sendiri termasuk teori-teorinya yang salah satunya adalah teori menurut Ferdinand Tonnies ini.











DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers:                                  Jakarta.

2 komentar:

  1. Tulisannya sangat membantu :) blh tau siapa penulis makalah ttg Teori sosioalogi klasiik Ferdinand tonnies ini tdk ya ? Mw ditulis d dlm rujykan sya, trmakasih :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus