BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karl Marx, lahir pada tanggal 5 mei 1818 di kota Trier daerah
Rhein, di Prusia Jerman. Karl Marx mewarisi kecerdasan yang luar biasa dari
kedua orang tuanya. Ayahya Hendrich Marx dan ibunya Henriette. Keduanya berasal
dari Rabbi Yahudi. Kendati demikian Marx besar melalui proses pendidikan
sekuler dan kemudian menjadi pengacara ternama dan melangsungkan perkawianan
dengan Jenny Von Westphalen seorang aristokrat non Yahudi dan hidup bersamanya.
Pada masa kuliah, Karl Marx dipengaruhi Hegelianisme yang masih
berjaya, disamping oleh pemberontakan Feuerbach terhadap Hegel menuju
materialisme. Ia terjun ke dunia jurnalisme, tetapi
Rheinische Zeitung, jurnal yang ia sunting, diboikot oleh pemerintahan lantaran pemikiran radikalinya.
Rheinische Zeitung, jurnal yang ia sunting, diboikot oleh pemerintahan lantaran pemikiran radikalinya.
Sebagai seorang mahasiswa, Karl Marx sangat mengagumi pemikiran
dari ajaran Hegel. Karl Marx mengkaji secara itensif terhadap pemikiran
analisis idealisme Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide
pengikut Hegelian yang kritis juga pada Hegel sendiri. Kemudian dalam
mengembangkan posisi teoritis dan fillosofisnya sendiri, Marx tetap menggunakan
bentuk analisa dialektika, tapi dia menolak idealisme filososfis dan mengganti dengan
pendekatan materialistis.
Pemikiran Karl Marx tentang dialektika materialisme dan
materialisme historis yang dikembangkan oleh pengikutnya menjadi marxisme
banyak berkembang diberbagai Negara. Di Amerika Serikat misalnya, sebagai pusat
gerakan demokrasi liberal juga berkembang pemikir-pemikiran ilmiah marxisme,
sebagai contoh tidak sedikit para profesor mengembangkan antropologi marxisme,
sosiologi marxisme. Dengan ini ajaran Karl Marx yang telah distruktur menjdi
ideologi marxis, seakan-akan menjadi paradigma yang cukup dominan di dalam
perkembangan ilmu-ilmu sosial modern.
Karl Marx sangat terkenal dengan dialektika materialis dan
dialektika historisnya. Baginya, kekuatan yang mendorong manusia dalam sejarah
adalah cara manusia berhubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya,
yang dalam perjuangannya yang abadi untuk merenggut kehidupan dari alam.
Menurut Karl Marx, meskipun gejala-gejala historis merupakan hasil
dari saling mempengaruhi antara berbagai komponen, sesungguhnya hanya satulah
yaitu faktor ekonomi yang pada analisa terakhir yang merupakan independent
variable. Perkembangan-perkembangan politik, hukum, filsafat, kesusastraan serta
kesenian, semuanya tertopang pada faktor ekonomi. Sekalipun ini bukan berarti
bahwa situasi ekonomi yang menjadi satu-satunya penyebab utama sementara yang
lainnya hanya merupakan akibat yang pasif, namun ada suatu keadaan yang
bersifat timbal balik di dalam lapangan kebutuhan ekonomi yang pada akhirnya
selalu menonjol.
Oleh karena
itu, penulis akan mengangkat judul “Materialisme Sejarah dan Kritik terhadap
Kapitalisme”.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
materialisme sejarah (perkembangan mode produksi masyarakat) menurut pemikiran
Karl Marx?
b.
Bagaimana
kritik Karl Marx terhadap sistem ekonomi Kapitalis dan Masyarakat Kapitalis?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.
Mengetahui hakikat materialisme sejarah (perkembangan
mode produksi masyarakat) menurut pemikiran Karl Marx.
b.
Mengetahui kritik Karl Marx terhadap sistem ekonomi
Kapitalis dan Masyarakat Kapitalis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Materialisme
Sejarah ( Perkembangan Mode Produksi Masyarakat) Menurut Pemikiran Karl Marx
Klaim umum materialisme historis
Marx adalah bahwa cara orang menyediakan kebutuhan-kebutuhan material mereka menentukan atau secara umum
mengkondisikan hubungan-hubungan antar
mereka, institusi-institusi social mereka, dan bahkan ide-ide mereka yang lazim.
Penting dicatat
bahwa pandangan historis Karl Mark tidak menyediakan perkiraan yang pasti dan
lurus ke depan dimana superstruktur pasti selaras dengan dasar. Sejarah manusia
digerakkan oleh kegiatan-kegiatan memenuhi kebutuhan dasar, namun sebagaimana
yang dicatat di atas, kebutuhan-kebutuhan ini secara historis berubah pada
dirinya sendiri. Maka dari itu, kemajuan-kemajuan dalam pemenuhan kebutuhan
cenderung memproduksi kebutuhan yang lebih banyak lagi, sehingga kebutuhan
manusia merupakan dasar motivasi sekaligus dasar ekonomi.
Kutipan berikut
merupakan salah satu ringkasan terbaik dari pemahaman Marx tentang materialisme
historisnya:
Di dalam proses produksi social yang dilakukannya, manusia memasuki
relasi-relsi tertentu yang niscaya dan tidak bergantung pada keinginan mereka.
Relasi-relasi produksi ini tergantung pada suatu langkah tertentu dari
perkembangan kekuatan-kekuatan produksi material mereka. Totalitas
hubungan-hubungan produksi ini membentuk struktur ekonomi masyarakat, yang
merupakan fondasi sebenarnya dari suatu superstruktur hukum dan politik yang
berhubungan satu banding satu dengan bentuk-bentuk kesadaran social yang jelas.
Pada tahap tertentu dari perkembangan mereka, kekuatan-kekuatan produksi
material di dalam masyarakat berkonflik dengan relasi-relasi produksi yang ada
atau –apalagi kalau bukan ekspresi legal dari hal yang sama- dengan relasi
properti tempat mereka bekerja sebelumnya. Dari bentuk-bentuk perkembangan
kekuatan-kekuatan produksi ini, relasi-relasi tersebut berubah menjadi
kendala-kendala yang mengikat. Kemudian muncullah suatu periode revolusi
sosial. Ketika fondasi ekonomi mengalami perubahan, keseluruhan superstruktur
juga mengalami perubahan yang lebih kurang sama. (Marx, 1859/1970: 20-21)
Ekonomi kapitalis memiliki
relasi-relasi yang unik antar orang-orang , dan mereka menaruh harapan-harapan
tertentu, kewajiban-kewajiban, dan tugas-tugas. Misalnya, para buruh harus
menunjukkan kelebihan tertentu kepada kapitalis jika mereka ingin tetap
bekerja. Bagi Marx, yang penting di dalam relasi-relasi produksi ini
adalahkecenderungan mereka terhadap konflik kelas, akan tetapi memungkinkan
juga untuk meihat dampak relasi relasi produksi ini terhadap keluarga dan
relasi-relasi yang personal. Sosialisasi penting untuk memproduksi pekerja
laki-laki yang “baik” juga memproduksi tipe suami tertentu. Dengan kata lain,
kapitalisme awal yang mensyaratkan agar pekerja laki-laki meninggalkan rumah
untuk bekerja setiap hari melahirkan definisi ibu sebagai pengasuh anak-anak.
Karena itu, perubahan-perubahan di dalam
kekuatan-kekuatan produksi melahirkan perubahan mendasar pada struktr keluarga.
Perubahan-perubahan ini juga bias dilihat sebagai relasi-relasi produksi.
Pandangan sejarah Marx merupakan
pandangan sejarah yang dinamis, dan oleh karena itu dia percaya bahwa
kekuatan-kekuatan produksi akan berubah menjadi lebih baik dalam menyediakan
kebutuhan-kebutuhan material. Misaknya, inilah yang terjadi pada kemajuan
kapitalisme, ketika perubahan-perubahan teknologis membuat pabrik pabrik menjadi
mungkin. Bagaimanapun, sebelum kapitalisme muncul, tetap ada yang harus diubah
dalam masyarakat, perubahan perubahan di dalam relasi relasi produksi.
Pabrik-pabrik, para kapitalis, dan para buruh tidak sebanding dengan
relasi-relasi feudal. Tuan-tuan tanah feudal yang menghubungkan kekayaan mereka
semata-meta kepada kepemilikan tanah dan merasa punya kewajiban moral untuk
mengurus para pengolah tanah mereka, merasa tidak punya kewajiban moral
terhadap para buruh mereka. Dengan kata lain, perasaan kesetiaan yang personal
dari pengolah tanah terhadap tuannya akan digantikan oleh kaum proletariat yang
menjual kerja mereka kepada siapa pun yang mau membayar. Relasi-relasi produksi
yang usang berkonflik dengan kekuatan-kekuatan produksi yang baru.
Revolusi sering kali diperlukan
untuk mengubah relasi-relasi produksi. Kita melihat bahwa sumber utama revolusi
adalah kontradiksi material antara kekuatan-kekuatan produksi dan relasi-relasi
produksi. Bagaimanapun, revolusi ini mengambil bentuk kontradiksi lain, antara
orang yang mengeksploitasi dan orang yang doeksploitasi selalu ada. Hal ini
akan menggiring pada terjadinya suatu perubahan yang revolusioner manakala
pihak yang dieksploitasi bersatu padu menginginkan perubahan dalam relasi
produksi yang pada gilirannya akan memicu perubahan dalam kekuatan-kekuatan
produksi. Ini berarti bahwa Marx tidak percaya kalau setiap pemberontakan para
pekerja bias efektif, karena yang akan berhasil hanyalah pemberontakan yang
menghendaki perubahan dalam kekuatan-kekuatan produksi. Dan revolusi ini,
menurut Marx, juga akan melahirkan perubahan dalam relasi-relasi pendukung,
institusi-institusi, dan ide-ide umum sehingga relasi-relasi produksi yang baru
bisa terbentuk.
B.
Kritik Karl
Marx Terhadap Sistem Ekonomi Kapitalis dan Masyarakat Kapitalis
Orang yang memberi
upah adalah kapitalis. Jelas kapitalis adalah orang-orang yang memiliki
alat-alat produksi. Capital sendiri adalah uang yang menghasilkan lebih banyak
uang. Dengan kata lain, capital lebih merupakan uang yang di investasikan
ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi
capital adalah uang yang menghasilakan lebih banyak uang. Namun Marx
mengungkapkan kepada kita bahwa capital bukan hanya itu. Capital juga merupakan
sebuah relasi social tertentu. Dengan kata lain uang hanya akan menjadi capital
karena adanya relasi social antara proletariat yang bekerja dan harus membeli
produk dengan orang yang menginvestasikan uangnya.
Walaupun perhatian utama Mark adalah
krisis-krisis yang tak terelakan dari kapitalisme dan gambarannya tentang
kapitalisme sebagai suatu system dominasi dan eksploitasi, akan tetapi Mark
juga melihat kapitalisme sebagai sesuatu yang baik. Terlepas dari sifatnya yang
mengeksploitasi, kelahiran kapitalisme membuka kemungkinan-kemungkinan baru
bagi kebebasan para pekerja. Sistem kapitalis membebaskan mereka dari tradisi-tradisi
yang mengungkung masyarakat-masyarakat sebelumnya. Kapitalis juga menjanjikan
kebebasan dari kelaparan. Dari sudut pandang janji inilah Marx mengkritisi
kapitalisme. Disamping itu Marx percaya bahwa kapitalisme adalah akar penyebab
munculnya definisi-definisi karakter zaman modern. Kapitalisme telah menjadi
suatu bentuk yang benar-benar revolusioner. Kapitalime menciptakan masyarakat
global, memperkenalkan perubahan teknologi yang tak kenal henti. Menggulingkan
dunia tradisional, akan tetapi menurut Marx, sekarang kapitalisme harus
digulingkan. Hukum kapitalisme telah berakhir, dan sekarang saatnya komunisme
harus dimulai. Dari perspektif inilah Marx mengkritisi kapitalisme, dari
potensi-potensinya dimasa depan. Marx percaya bahwa praktik-praktik kapitalis
justru terjadi di dalam pandangan tentang kebebasan yang terbalik. Kelihatannya
kita memang bebas namun kenyataannya, modallah yang bebas dan kita diperbudak. Bagi Marx, kebebasan
berarti kemampuan untuk mengontrol kerja kita sendiri dan produk-produknya.
Walaupun individu-individu di bawah kapitalis tampak bebas, akan tetapi pada
hakikatnya mereka tidak bebas. Di bawah bentuk- bentuk sosial sebelumnya, orang
– orang secara langsung didominasi oleh orang lain dan menyadiari
ketidakbebasan mereka. Di bawah kapitalisme, orang-orang didominasi oleh
relasi-relasi kapitalis yang tampak objektif dan natural, dan oleh karena itu,
tidak dirasakan sebagai suatu bentuk dominan. Kapitallah yang dengan bebas dan
sejajar dipertukarkan, kapitallah yang diterima tanpa prasangka, kapitallah
yang mampu melakukan apa yang diinginkannya, bukan kita. Marx percaya bahwa
system kapitalis tidak setara secara inheren. Para kapitalis secara otomatis
memperoleh keuntungan berlebih dari system kapitalis, sementara para pekerja
otomatis dirugikan. Di bawah kapitalisme orang-orang yang meiliki alat-alat
produksi, yang memiliki modal, membuat uang dari uang mereka. Dibawah kapitalisme,
modal memperankan lebih banyak modal yakni investasi-investasi yang kembali dan
sebagaimana kita lihat diatas, Marx percaya bahwa ini diperoleh dari eksploitasi
atas para pekerja. Otomatis, para pekerja tidak hanya dieksploitasi namun
mereka juga menanggung beban biaya pengangguran untuk perubahan-perubahan
teknologis, pergeseran-pergeseran geografis, dan dislokasi-dislokasi ekonomi
lainnya, yang semuanya menguntungkan kapitalis. Aturan-aturan kapitalis
direfleksikan di dalam ungkapan umum bahwa orang kaya akan bertambah kaya dan
orang miskin akan bertambah miskin. Peningkatan ketidaksetaraan akan membentuk
system kapitalisme.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Tampilnya tokoh Karl Marx dengan teori-teori yang telah
dikembangkannya merupakan suatu kekuatan tersendiri untuk menopang kedudukan
ilmu Sosiologi di dalam perkembangan selanjutnya. Karl Marx telah mendapat
tempat tersendiri diantara pemikiran tokoh-tokoh sosiologi lainnya. Sudah
barang tentu tokoh sosiologi ini tidak lepas dari berbagai kritik tajam yang
dialamatkan kepadanya.
Pandangan sejarah Marx merupakan pandangan sejarah yang dinamis,
dan oleh karena itu dia percaya bahwa kekuatan-kekuatan produksi akan berubah
menjadi lebih baik dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan material.
Disamping
itu Marx percaya bahwa kapitalisme adalah akar penyebab munculnya definisi-definisi
karakter zaman modern. Kapitalisme telah menjadi suatu bentuk yang benar-benar
revolusioner. Kapitalime menciptakan masyarakat global, memperkenalkan
perubahan teknologi yang tak kenal henti. Menggulingkan dunia tradisional, akan
tetapi menurut Marx, sekarang kapitalisme harus digulingkan. Hukum kapitalisme
telah berakhir, dan sekarang saatnya komunisme harus dimulai. Dari perspektif
inilah Marx mengkritisi kapitalisme, dari potensi-potensinya dimasa depan. Marx
percaya bahwa praktik-praktik kapitalis justru terjadi di dalam pandangan
tentang kebebasan yang terbalik. Kelihatannya kita memang bebas namun kenyataannya,
modallah yang bebas dan kita diperbudak.
DAFTAR PUSTAKA
Ritzer,
George, Douglass J. Goodman. 2008. Teori
Sosiologi, dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori
Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Siahaan, Hotman
M. 1986. Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
http://www.referensimakalah.com/2012/10/biografi-karl-marx.html
0 komentar:
Posting Komentar